Analisis Model Propagasi Indoor Dominant Path Pada Frekuensi 2,4 Ghz (Studi Kasus : Gedung Politeknik Caltex Riau)
Abstract
Perencanaan jaringan nirkabel (misalnya WLAN) dalam skenario pada ruangan baik model rambatan propagasi empiris (sinar langsung) atau ray-optik (ray tracing) digunakan. Karena propagasi gelombang dari Transmitter (Wi-Fi) ke Receiver (Rx) yang menunjukkan besarnya level daya terima maka perlu adanya analisis Pathloss dengan memakai model propagasi Dominant Path. Pathloss ialah rugi-rugi lintasan yang dipancarkan dari Transmitter (Tx) menuju Receiver (Rx). Pada perhitungan nilai Pathloss pengukuran ini berfokus pada Access Point ruang 238 terhadap ruangan Lab 233 s/d Lab 236 Gedung Politeknik Caltex Riau. Hasil Pathloss yang diperoleh akan dibandingkan dan dianilisis untuk menentukan Lab mana yang paling baik menerima daya dari Acess Point. Untuk menentukan nilai keakuratan yang diperoleh dapat ditentukan dengan menghitung nilai MSE (Mean Square Error) pada masing masing Lab. Berdasarkan Hasil yang diperoleh bahwa diketahui nilai MSE pada Lab 233 yaitu sebesar 10,15 , Lab 234 yaitu sebesar 13,02 , Lab 235 yaitu sebesar 6,16 , dan Lab 236 yaitu sebesar 11,57. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Lab 235 memiliki nilai MSE yang paling kecil dari masing-masing Lab yang diukur dan sangat baik karena semakin kecil nilai MSE yang diperoleh maka semakin tepat juga predikisi nilai Pathloss yang diperoleh Kata kunci: Indoor, Wi-Fi, WLAN, Dominant Path, MSE(Mean Square Error)Published
Issue
Section
License
Copyright info for authors
1. Authors hold the copyright in any process, procedure, or article described in the work and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
2. Authors retain publishing rights to re-use all or portion of the work in different work but can not granting third-party requests for reprinting and republishing the work.
3. Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.