Analysis Game Training Development to Increase Analysis Ability Problem for Student in Elementary School using Speech Recognition (Case Study: SMP Metta Maitreya)
Abstract
Pada tingkat SMP zaman sekarang ini, dapat diketahui bahwa siswa-siswa yang menduduki tingkatan tersebut adalah siswa-siswa yang sedang berada pada fase remaja. Fase remaja sendiri memiliki rentang umur dari 12 hingga 15 tahun. Pada fase remaja ini siswa – siswa sukar untuk dapat mengontrol emosionya sendiri, dimana itu sangat berpengaruh besar pada kemampuan menganalisa siswa SMP pada saat mengerjakan soal yang membutuhkan daya analisa yang tinggi. Pada dasar nya kemampuan untuk menganalisa suatu soal atau permasalahan sangatlah diperlukan siswa tersebut untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh karena itu, jika hal ini terus dibiarkan maka akan menimbulkan resiko yang akan diterima oleh siswa tersebut, yakni siswa tidak dapat menyelesaikan masalah dengan baik, dimana ini akan sangat berpengaruh besar pada saat dewasa nantinya. Melalui game analysis training ini dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan analysis. Dalam game analysis training ini berbasis Android, dan menggunakan Sofware Unity, Photoshop dan untuk proses Modeling, serta menerapkan speech recognition menggunakan Bahasa Inggris sebagai media input jawaban oleh siswa saat bermain. Bedasarkan pengujian yang telah dilakukan yang dimana game ini mengacu pada form IST dan Weschler maka didapatkan hasil tingkat analisis dari 23 jumlah siswa yang terdapat dalam satu kelas sebanyak 19 siswa atau setara dengan 82,9% pada form IST mengalami peningkatan. Sedangkan pada form Weschler dari 23 siswa terdapat 15 siswa atau setara dengan 65,2% mengalami peningkatan sehingga dapat disimpulkan bahwa game yang telah dibangun ini dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan analisis siswa di SMP Metta Maitreya Pekanbaru. Pada tingkat SMP zaman sekarang ini, dapat diketahui bahwa siswa-siswa yang menduduki tingkatan tersebut adalah siswa-siswa yang sedang berada pada fase remaja. Fase remaja sendiri memiliki rentang umur dari 12 hingga 15 tahun. Pada fase remaja ini siswa – siswa sukar untuk dapat mengontrol emosionya sendiri, dimana itu sangat berpengaruh besar pada kemampuan menganalisa siswa SMP pada saat mengerjakan soal yang membutuhkan daya analisa yang tinggi. Pada dasar nya kemampuan untuk menganalisa suatu soal atau permasalahan sangatlah diperlukan siswa tersebut untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh karena itu, jika hal ini terus dibiarkan maka akan menimbulkan resiko yang akan diterima oleh siswa tersebut, yakni siswa tidak dapat menyelesaikan masalah dengan baik, dimana ini akan sangat berpengaruh besar pada saat dewasa nantinya. Melalui game analysis training ini dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan analysis. Dalam game analysis training ini berbasis Android, dan menggunakan Sofware Unity, Photoshop dan untuk proses Modeling, serta menerapkan speech recognition menggunakan Bahasa Inggris sebagai media input jawaban oleh siswa saat bermain. Bedasarkan pengujian yang telah dilakukan yang dimana game ini mengacu pada form IST dan Weschler maka didapatkan hasil tingkat analisis dari 23 jumlah siswa yang terdapat dalam satu kelas sebanyak 19 siswa atau setara dengan 82,9% pada form IST mengalami peningkatan. Sedangkan pada form Weschler dari 23 siswa terdapat 15 siswa atau setara dengan 65,2% mengalami peningkatan sehingga dapat disimpulkan bahwa game yang telah dibangun ini dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan analisis siswa di SMP Metta Maitreya Pekanbaru.Published
Issue
Section
License
Copyright info for authors
1. Authors hold the copyright in any process, procedure, or article described in the work and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
2. Authors retain publishing rights to re-use all or portion of the work in different work but can not granting third-party requests for reprinting and republishing the work.
3. Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.