Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bermaksud mengembangkan teoritikal model proses institusionalisasi sistem pengukuran kinerja (SPK) dan akuntabilitas menggunakan perspektif teori institusional dan teori strukturasi. Institusionalisasi SPK dan akuntabilitas di sebuah organisasi tidak dapat lepas dari dorongan pihak eksternal. Namun, berhasil atau tidaknya proses institusionalisasi sistem baru tersebut bergantung bagaimana individu (agen) dalam organisasi tersebut melakukan rutinitas-rutinitas yang menjadi tuntutan pihak eksternal.Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan desain eksplanatori sekuensial. Pengumpulan data menggunakan survei dan wawancara. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 99 manajemen SKPD di kabupaten dan kota di DIY. Hasil analisis data dari kedua pendekatan menunjukkan bahwa manajemen di instansi pemerintah masih sangat mempertimbangkan tekanan institusional, khususnya koersif dan mimetik dalam mengimplementasikan SPK dan akuntabilitas. Namun, tekanan eksternal tersebut kurang mampu mempengaruhi belief dan nilai individu internal organisasi melalui rutinitas-rutinitas yang harus dilakukan. Berdasarkan perspektif teori institusional dan teori strukturasi dapat dikatakan bahwa proses institusionalisasi SPK dan akuntabilitas kurang berjalan dengan baik.

Article Details